campaign
Turnitin meluncurkan iThenticate 2.0 untuk membantu menjaga integritas konten berisiko tinggi dengan deteksi penulisan AI
Pelajari Lebih Lanjut
cancel
Blog   ·  

Memahami integritas akademik dan mata rantai plagiarisme serta pentingnya pemahaman tersebut bagi Indonesia

Jack Brazel
Jack Brazel
Regional Director, South East Asia
Turnitin

Berlangganan

 

 

 

 

Dengan mengisi formulir ini, Anda menyetujui Kebijakan Privasi Turnitin. Turnitin menggunakan informasi yang Anda berikan untuk menghubungi Anda dengan informasi yang relevan. Anda dapat berhenti berlangganan dari komunikasi ini kapan saja.

 

Di mana integritas akademik mengalir dalam pengalaman belajar

Dalam arti luas, definisi plagiarisme adalah menggunakan atau pengambilan karya orang lain dan menjadikannya seolah-olah itu adalah karya Anda, yang merupakan praktik yang bertentangan dengan integritas akademik. Sebaliknya, integritas akademik adalah komitmen untuk menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran, kepercayaan, keadilan, rasa hormat, dan tanggung jawab dalam karya akademik.

Sebuah studi terbaru mengungkapkan beberapa wawasan menarik mengenai munculnya pelanggaran integritas akademik, di lingkungan pembelajaran online di kalangan siswa Indonesia. Dalam studi tersebut, ditemukan bahwa pelatihan yang tepat, atau kurangnya pelatihan dianggap sebagai faktor yang memberatkan dalam kasus ketidakjujuran akademik. Lalu apa solusinya? Hal tersebut dapat dimulai dengan memasangkan kebijakan integritas akademik yang efektif dengan bimbingan yang bermakna serta kesempatan belajar formatif untuk mendukung dan membimbing siswa agar terhindar dari segala bentuk plagiarisme; baik disengaja maupun tidak disengaja.

Pada gilirannya, pendekatan ini memungkinkan sistem pembelajaran mampu memelihara pola pikir yang terus berkembang, yang muncul dalam penelitian Herdian dan Rahayu sebagai elemen yang berpotensi kuat dalam menghindarkan siswa dari plagiarisme. Melibatkan siswa dengan memberikan umpan balik yang disesuaikan juga akan mendorong pembelajaran mandiri dan mendidik mereka untuk berinvestasi dalam pertumbuhan intelektual. Penggunaan teknologi yang dioptimalkan dapat menciptakan kesempatan belajar yang menawarkan umpan balik yang konstruktif dan berpusat pada siswa, di mana cara ini dapat mendorong alih-alih melemahkan semangat siswa. Turnitin QuickMarks, misalnya, adalah perangkat lunak yang menawarkan kesempatan kepada pendidik untuk memberikan catatan suara yang menyematkan evaluasi kinerja siswa yang lebih kontekstual dan pribadi sebagai bagian dari siklus umpan balik.


Kesadaran dan pencegahan plagiarisme

Dalam penelitian kualitatif yang diadakan oleh Hasna, Nurkamto dkk, integritas akademik dipandang serius oleh mahasiswa S1 Indonesia dalam penelitian tersebut. Namun, mereka juga mengidentifikasi kurangnya kejelasan tentang apa yang dimaksud dengan plagiarisme. Sejalan dengan arahan khusus bagi pendidik terkait upaya menghindari tindakan plagiarisme, bahwasanya mendorong siswa untuk lebih bertanggung jawab atas tujuan pembelajaran mereka juga akan berperan dalam mencegah plagiarisme yang disebabkan oleh sikap apatis siswa dan terputusnya akses materi pembelajaran. Tinjauan sejawat adalah salah satu metode untuk membuat siswa menghadapi tantangan dalam kualitas pekerjaan yang mereka serahkan, dan alat tugas tinjauan sejawat seperti PeerMark dapat mendukung tinjauan dan evaluasi teman-teman mereka dalam pengaturan sistem yang dipantau instruktur.


Menerapkan kebijakan anti plagiarisme di tengah norma budaya

Dalam sebuah studi oleh Kutieleh, yang mengamati mahasiswa Indonesia yang belajar di dunia barat, menjelaskan bahwa gagasan budaya mereka tentang kolektivisme dan kepemilikan intelektual menimbulkan sikap alternatif terhadap plagiarisme. Bagi orang Indonesia, “kelompok belajar” mendorong siswa untuk bekerja sama dan bertukar pikiran tentang tugas penelitian dan penulisan tanpa perlu pengakuan atau kutipan dari pemilik tulisan. Pemahaman tentang apa yang dimaksud dengan plagiarisme dapat bersifat kontekstual dan dipengaruhi oleh praktik budaya. Namun, solusi yang didukung teknologi menawarkan fleksibilitas kepada pendidik untuk mengatasi masalah spesifik yang dihadapi mereka dan sistem pembelajaran mereka. Misalnya, umpan balik guru berbasis pendekatan scaffolding dengan fitur papan diskusi dari Turnitin Feedback Studio dapat membuat definisi plagiarisme dan integritas akademik menjadi lebih jelas, serta memungkinkan umpan balik guru untuk didiskusikan dengan rekan-rekan dalam kaitannya dengan pemahaman budaya siswa. Selanjutnya, QuickMark Sets dapat mengotomatiskan tugas penandaan berulang dengan fitur drag-and-drop saat memberikan komentar, sehingga guru memiliki lebih banyak ruang untuk fokus berkomunikasi dengan siswa sambil meningkatkan kualitas dan ketepatan waktu umpan balik.

Sebagai pasar digital dengan pertumbuhan tercepat di Asia Tenggara, Indonesia semakin terdigitalisasi, termasuk sektor pendidikannya. Pembelajaran online memacu proliferasi produk EdTech, seperti sistem manajemen pembelajaran (LMS; Learning Management System) dan ruang kelas virtual untuk kolaborasi guru dan siswa. Perangkat instruksional Feedback Studio dapat diintegrasikan dengan sejumlah sistem manajemen pembelajaran, mendorong pembelajaran formatif, serta sejalan dengan penilaian berbasis kompetensi yang baru-baru ini diluncurkan di Indonesia yaitu Asesmen Kompetensi Murni (AKM). Mempertimbangkan sifat AKM yang berbasis kompetensi, pendidik dan institusi dapat memanfaatkan solusi pembelajaran seperti QuickMark Sets untuk membantu mengukur penilaian dan menghemat waktu dalam penilaian.


Melatih integritas akademik

Di tengah berlangsungnya banyak gangguan, mahasiswa dan profesional pendidikan membutuhkan semua bantuan yang bisa mereka dapatkan. Dengan lingkungan belajar yang didukung teknologi, pendidik dan siswa dapat berpartisipasi dalam diskusi terbuka dan alur kerja intuitif guna membantu mengatasi kesenjangan pengetahuan atau keterampilan serta memastikan bahwa siswa merasa dilihat dan didengar.

Demikian pula, pendidik dapat memperoleh manfaat dari teknologi ini dalam hal produktivitas serta mendapatkan wawasan berharga terkait praktik pengajaran mereka. Solusi seperti Feedback Studio dapat diterapkan untuk menyempurnakan desain rubrik dan memfasilitasi desain penilaian berbasis kompetensi dengan cara yang tidak mungkin dilakukan jika menggunakan metode manual yang lama. Pendekatan yang berpusat pada siswa yang menghindarkan mereka untuk berniat menyontek ini berperan besar dalam meningkatkan standar pembelajaran, dan yang terpenting, standar yang sudah dipahami oleh siswa.

Seiring dengan perkembangan pesat Indonesia menuju era digitalisasi, mendidik masyarakatnya tentang integritas akademik akan berkontribusi pada pembangunan bangsa secara keseluruhan, dengan tenaga kerja berasal dari sumber daya manusia berkualitas. Kemajuan Indonesia menjadi negara maju menjadi sangat jelas, dengan menekankan perlunya integritas akademik lebih lanjut dan kebijakan pendukung untuk menopang pertumbuhan ini.